menunggu



rasa benci telah mengepungku
dalam tembok-tembok beton yang kokoh
marah dan dendam pun ikut merantaiku
rasa iri dan ketidakadilan pun ikut mengikatku
entah apa dan entah siapa yang akan membebaskanku
aku tidak pernah tahu
ribuan purnama
ribuan fajar
ribuan senja
telah kulalui
ribuan kilo jarak
telah kutapaki
ribuan surat
telah kukirimkan walau tanpa balasan
dari tunas yang tumbuh, berbunga, berbuah kemudian mati
tapi aku masih tetap menunggu kedatanganmu
walau tak tahu kapan dan tak tahu di mana
putus asa sering menyergapku tanpa kata-kata
aku berusaha untuk tetap bertahan walau terkadang ingin menyerah
haruskah aku terus menunggu????



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dan laut pun menjadi sepi..... (epilog)

Cerpen " LAPANGAN BOLA, KEBUN, DAN SAWAH DESA"

Dan laut pun menjadi sepi..... (episode 22)