Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

kuberlari

kuberlari mengikuti arah angin kumelihat hembusannya membelai permukaan danau yang diam berpayung birunya langit dan senyuman sang surya ombak kecil airmu menghampiriku lalu kusambut dengan ujung jariku terasa dingin dan menyejukkan sebersit kedamaian mas uk di salah satu ruang hatiku yang selama ini kosong dan hampa kuingin memelukmu agar kedamaian kan menjadi milikku untuk selamanya

menunggu

rasa benci telah mengepungku dalam tembok-tembok beton yang kokoh marah dan dendam pun ikut merantaiku rasa iri dan ketidakadilan pun ikut mengikatku entah apa dan entah siapa yang akan membebaskanku aku tidak pernah tahu ribuan purnama ribuan fajar ribuan senja telah kulalui ribuan kilo jarak telah kutapaki ribuan surat telah kukirimkan walau tanpa balasan dari tunas yang tumbuh, berbunga, berbuah kemudian mati tapi aku masih tetap menunggu kedatanganmu walau tak tahu kapan dan tak tahu di mana putus asa sering menyergapku tanpa kata-kata aku berusaha untuk tetap bertahan walau terkadang ingin menyerah haruskah aku terus menunggu????

nyanyian sunyi di sore hari

nyanyian sunyi tak tahu duka tak tahu gembira termenung di wajah terduduk di atas tanah beratapkan langit disambut senyumaan rumput liar dan lambaian ilalang sebuaah rona terbelai hembusan angin tengadah ke atas menyapaa cakrawala jingga di ufuk barat menemani sore yang mulai menghilang burung-burung pun kembali ke sarang untuk menanti datangnya   gelap malam nyanyiaan sunyi di kala petang tak tahu duka, tak tahu gembira

puisi "dunia"

dunia yang begitu luas, kini telah begitu penuh sesak, adakah sedikit ruang untukku? masih berhak-kah kutatap laangit awan hitam masih menggantung di atas sana entah apa yang akan terjadi dedaunan yang kini tak hijau laut yang kini tak biru lagi burung-burung pun enggan untuk berdendang Tuhan, masih berhak-kah aku bertanya pada-Mu? atau haruskah aku bertanya pada cermin? ini semua kehendak-Mu kah, atau kesalahan kami? (sab 260105)

puisi republik lucu

  republik ini adalah republik yang lucu setiap hari ada saja bahan untuk melucu dari yang punya kedudukan tinggi sampai   yang tidak punya kedudukan apa pun semuanya pandai melucu walau kadang dipaksakan untuk melucu dan tidak lucu republik lucu itulah seharusnya nama yang tepat untuk negeri ini tanpa bermaksud menyinggung dan menghina para pendiri republik ini yang katanya sebuah negeri yang besar dan kaya republik lucu sesuatu yang kecil dibesar-besarkan hingga muak mendengar, melihat dan membacanya sedangkan sesuatu yang besar malah disembunyikan lucu, benar-benar republik yang lucu republik lucu yang kaya akan manusia manusia-manusia yang lucu dan aneh dari kursi RT sampai kursi presiden diperebutkan padahal kedua-keduanya sama-sama susah republik lucu negeri yang (katanya agraris) tetapi terus mengimpor bahan makanan lucu, benar-benar sebuah republik yang lucu karena banyak manusia melucu di dalamnya yang diselingi suara

Cerpen " LAPANGAN BOLA, KEBUN, DAN SAWAH DESA"

Anak laki-laki itu berjalan ke pinggir lapangan sambil membuka kaosnya yang basah oleh keringat, kemudian duduk di atas rumput sambil mengelap badannnya dengan kaosnya tersebut. Matanya terus menatap ke tengah lapangan, diperhatikannnya teman-temannnya yang masih asyik bermain bola, sesekali mulutnya berteriak, memberi semangat kepada teman-temannya.             “Alangkah senangnya bermain bola di sore hari bersama teman-teman!” Tiba-tiba terdengar suara berat seorang laki-laki dari arah samping kanan anak laki-laki itu, yang membuatnya cukup terkejut. Anak laki-laki itu langsung menoleh ke arah samping kanannya, dilihatnya seorang laki-laki yang sedang duduk tidak jauh dari tempatnya duduk. Laki-laki itu menoleh dan tersenyum ke arah anak laki-laki itu.             “Kalian pasti senang,kan?” Laki-laki itu kembali bertanya.             “Iya Mas, saya bersama teman-teman hampir setiap sore bermain bola di lapangan ini. Soalnya ini adalaj lapangan besar di desa kami.”