Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

puisi "dunia"

dunia yang begitu luas, kini telah begitu penuh sesak, adakah sedikit ruang untukku? masih berhak-kah kutatap laangit awan hitam masih menggantung di atas sana entah apa yang akan terjadi dedaunan yang kini tak hijau laut yang kini tak biru lagi burung-burung pun enggan untuk berdendang Tuhan, masih berhak-kah aku bertanya pada-Mu? atau haruskah aku bertanya pada cermin? ini semua kehendak-Mu kah, atau kesalahan kami? (sab 260105)

puisi republik lucu

  republik ini adalah republik yang lucu setiap hari ada saja bahan untuk melucu dari yang punya kedudukan tinggi sampai   yang tidak punya kedudukan apa pun semuanya pandai melucu walau kadang dipaksakan untuk melucu dan tidak lucu republik lucu itulah seharusnya nama yang tepat untuk negeri ini tanpa bermaksud menyinggung dan menghina para pendiri republik ini yang katanya sebuah negeri yang besar dan kaya republik lucu sesuatu yang kecil dibesar-besarkan hingga muak mendengar, melihat dan membacanya sedangkan sesuatu yang besar malah disembunyikan lucu, benar-benar republik yang lucu republik lucu yang kaya akan manusia manusia-manusia yang lucu dan aneh dari kursi RT sampai kursi presiden diperebutkan padahal kedua-keduanya sama-sama susah republik lucu negeri yang (katanya agraris) tetapi terus mengimpor bahan makanan lucu, benar-benar sebuah republik yang lucu karena banyak manusia melucu di dalamnya yang diselingi suara

Cerpen " LAPANGAN BOLA, KEBUN, DAN SAWAH DESA"

Anak laki-laki itu berjalan ke pinggir lapangan sambil membuka kaosnya yang basah oleh keringat, kemudian duduk di atas rumput sambil mengelap badannnya dengan kaosnya tersebut. Matanya terus menatap ke tengah lapangan, diperhatikannnya teman-temannnya yang masih asyik bermain bola, sesekali mulutnya berteriak, memberi semangat kepada teman-temannya.             “Alangkah senangnya bermain bola di sore hari bersama teman-teman!” Tiba-tiba terdengar suara berat seorang laki-laki dari arah samping kanan anak laki-laki itu, yang membuatnya cukup terkejut. Anak laki-laki itu langsung menoleh ke arah samping kanannya, dilihatnya seorang laki-laki yang sedang duduk tidak jauh dari tempatnya duduk. Laki-laki itu menoleh dan tersenyum ke arah anak laki-laki itu.             “Kalian pasti senang,kan?” Laki-laki itu kembali bertanya.             “Iya Mas, saya bersama teman-teman hampir setiap sore bermain bola di lapangan ini. Soalnya ini adalaj lapangan besar di desa kami.”