Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Cerpen "Gadis Cilik Berponi"

GADIS CILIK BERPONI Oleh : Eka D. Nuranggraini Satrio tertidur di kamar kost-nya sepulang kuliah. Meja belajarnya nampak sedikit berantakan, buku-buku yang sebelumnya tersusun rapi menjadi berserakan karena terkena lemparan tasnya. Sebuah buku terjatuh di lantai. Tahun ini adalah tahun pertama Satrio menjadi seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota Jogja. Di tempat kost-nya, Satrio satu kamar dengan Ardi, sepupunya yang berasal dari Malang, Satrio sendiri berasal dari Purwokerto. Ardi kuliah pada tempat yang sama dengan Satrio, hanya saja beda fakultas dan jurusan, juga beda angkatan, karena Ardi sudah memasuki tahun ketiga. Pintu kamar terbuka perlahan. Ardi, laki-laki tampan berkulit putih itu masuk.  “Sudah pulang, Yo?” tanya  Ardi sambil meletakan tas kuliahnya di atas meja belajarnya yang berseberangan dengan meja belajar Satrio. Tidak ada jawaban dari Satrio, hanya terdengar dengkuran halusnya. “Waduh! Ini anak, sore-sore begini tidur!” Ardi berjalan ke

Cerpen KETIKA MBAK LIES BERTEMAN DENGANKU

KETIKA MBAK LIES BERTEMAN DENGANKU Oleh: Eka D. Nuranggraini Mbak Lies, begitulah aku memanggil wanita cantik berkulit putih bersih dan berambut indah hitam sebahu itu. Mbak Lies tinggal di perumahan elit yang bersebelahan dengan kampungku, yang terpisah oleh sebuah sungai kecil dan sebuah tembok pembatas. Aku berkenalan dengan Mbak Lies di butik batik tempatku bekerja. Waktu itu Mbak Lies sedang melihat-lihat koleksi busana muslim di butikku. Mbak Lies melihat dan memperhatikanku, kemudian tersenyum dan menyapaku. “Hei, aku sepertinya mengenal kamu, kamu tinggal di di kampung di sebelah...?” kata Mbak Lies menyebutkan nama perumahan elit di sebelah kampungku. “Iya Bu, memang benar saya tinggal di kampung itu,” jawabku Mbak Lies mengatakan dia sering melihatku berjalan di jalan setapak di belakang tembok pembatas di belakang rumahnya. Dia mengatakan kalau rumahnya memang berada di blok paling belakang dekat dengan tembok pembatas. Dia sering berada di jendela di lantai dua