Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Puisi " Wajah Sunyi "

berlari menembus tirai gerimis meninggalkan jejak-jejak kaki yang terhapus berhenti sesaat menatap langit gelap yang terlihat miris diantara hembusan bayu yang membawa alunan nada menggetarkan jiwa yang terdiam titik-titik air yang menyapa dedaunan mengenalkannya pada bayang-bayang yang semakin menghilang nampak seraut wajah sunyi tanpa senyuman menatap lurus memancarkan kebeningan mengurai kehampaan meniupkan nafas kedamaian mengalunkan simfoni tanpa cerita menghempaskan panji-panji kemunafikan meraih pelangi jauh di cakrawala 040512

Cerpen "Nenek Dara"

Aku mulai terbiasa dengan kota kecil ini. Sebagai seorang guru, aku harus mau ditempatkan di mana saja dan kapan saja. Untung saja, sekolah di mana tempatku mengajar tidak terlalu jauh dari tempat tinggalku, cukup berjalan kaki saja setiap harinya untuk pergi ke tempatku mengajar. Tidak terlalu lama, Aku sudah beradaptasi dengan keadaan kota kecil ini, dan merasa sudah menjadi bagiannya. Apalagi, sekolah di mana aku mengajar dianggap paling favorit, walaupun sangat jauh perbandingannya dengan sekolah-sekolah favorit yang berada di kota-kota besar. Menurut cerita orang-orang, sekolah tempat aku mengajar   adalah sekolah tertua di kota ini. Di sekolah itu, aku mendapatkan tugas untuk membantu menangani kegiatan ekstrakulikuler kesenian. Aku selalu paling terakhir pulang, setiap kegiatan ekstrakurukuler waktu sore, karena aku yang memegang kunci-kunci sekolah. Aku pulang melalui belakang gedung sekolah, dan melewati sebuah pohon beringin besar, tidak jauh dari belakang gedung sekol

Puisi "bapak tetanggaku"

kemarin engkau masih tersenyum padaku, tapi hari ini senyum itu sudah tak ada lagi kemarin engkau masih menyapa memanggil namaku, hari ini suara sapaan itu sudah tiada lagi kemarin engkau masih mengendong cucu kesayanganmu, hari ini cucumu berlari bermain sendiri kemarin engkau ikut menyolati jenazah bapakku, hari ini giliran engkau yang disholatkan bapak tetanggaku yang baik, aku rindu senyumanmu, aku rindu sapaan merdu suaramu memanggilku bapak tetanggaku yang baik, wajahmu tak akan pernah kulupakan kebaikanmu tak akan pernah terbalaskan selamat jalan bapak tetanggaku yang baik, smoga engkau berada di tempat terbaik di sisi-Nya aku akan selalu mengingatmu, selamanya edna, 260509

Cerita "My Little Doctor" (bagian 1)

Matahari nampak malu-malu memperlihatkan wajahnya, selekas hujan di sore hari, awan-awan kelabu mulai menghilang memberi kesempatan birunya langit menyapa bumi.  Lestari duduk di pinggir tempat tidurnya, matanya memandang keluar lewat jendela kamarnya yang terbuka. Angin sejuk yang lembut masuk ke dalam, membelai wajah manisnya. Terdengar suara aliran sungai yang terletak tidak jauh di belakang rumahnya, ingatannya kembali menjelajah ke masa yang lalu. *** “Tari, nanti main ke rumahku ya?” kata Indah kepada Lestari. Gadis kecil kelas dua Sekolah Dasar itu mengiyakan sambil tersenyum, seperti biasanya dia sangat senang kalau diajak bermain oleh Indah, teman sekelasnya, disamping rumah mereka tidak terlalu jauh juga karena temannya itu mempunyai banyak mainan. “Siska, Sari, Nina, Lukman, Salman, Agus......”  Indah mengajak juga teman-teman lainnya, tidak hanya anak perempuan, anak laki-laki pun dia ajak. “Kamu ulang tahun ya, Ndah? Kok kita diajak semua?” tanya Lukman.  “En